Oleh : SBS
Jika ditanya siapa tokoh idola saya akan jawab salah satunya Gus Dur. Saya penikmat joke dan humor cerdasnya. Ada 3 buku yang saya koleksi. Dari situ saya tahu bahwa Gus Dur orang cerdas lagi jenius. Melalui pemikiran beliau saya kenal NU.
Saya mulai mengenal atau mungkin sekedar tahu tentang cucu pendiri Nahdatul Ulama ( NU ) ini sejak usia SMP saat mulai suka membaca. Dari majalah Tempo yang saya pinjam saya tahu Gus Dur pendiri dan aktivis Fordem ( Forum Demokrasi ). Yang selanjutnya dianggap "ancaman" bagi orde baru. Sering mau ditangkap penguasa tetapi nyatanya aman-aman saja.
Penelusuran saya tentang Gus Dur baik lewat buku maupun media lainnya semakin meneguhkan bahwa beliau tokoh besar dan hebat serta berpengaruh.
Gus Dur lahir dan besar dengan budaya NU. Budaya santri yang piawai ngaji dan ta'zhim pada kyai. "obesitas" ilmu pengetahuan demikian ditulis dalam sebuah buku tentangnya dilabelkan pada nya. Mahir berbahasa Arab dan Inggris. Terbukti selain pendidikan agama juga pendidikan lainnya ditempuh di berbagai perguruan tinggi di luar negeri. Banyak mengunyah buku berbagai ideologi dan aliran pemikiran. Konon menjelang wafat masih terpasang audio book pada kedua telinganya.
Nyentrik kata yang pas untuk disematkan. Konon saat menjadi Presiden seolah protokoler istana tidak jalan, Dengan bersandal jepit banyak orang masuk istana dengan mudah. Angkernya aura feodalisme diganti dengan suasana nyaman egaliterianisme. Dan masih banyak lagi cerita unik lainnya. Pernyataannya banyak menuai kontroversi tetapi selalu ditanggapi tenang dan santai sambil mengatakan dengan ujaran khas "Gitu aja koq repot".
Tidak berlebihan jika ada yang menyebut Gus Dur sebagai tokoh yang humanis. Banyak orang dari berbagai latar belakang suku, agama dan ras merasa aman tenteram dengan fatwanya saat sebagai tokoh NU juga kebijakannya saat menjadi presiden RI.
Gus Dur tidak bisa dipisahkan dari nama besar NU dan bangsa Indonesia.
NU organisasi Islam terbesar di negeri ini banyak melahirkan tokoh besar yang bijak dan pintar. Sejarah peradaban bangsa banyak terwarnai. Jejak bakti dan kontribusinya teruji.
Keteguhan eksistensi NU teruji pada setiap dinamika kehidupan berbangsa dan bernegara.
Meneguhkan kemandirian NU bagi peradaban dunia
Selamat harlah NU ke-94
Posting Komentar