0

NAMANYA singkat, Ahmadi. Namun kiprahnya tak sesingkat namanya, banyak hal yang dilakukan pria yang kini duduk sebagai Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jawa Tengah ini dalam hal pengabdian kepada masyarakat, terutama di daerah pemilihannya di Kota Semarang, Kabupaten Semarang, Kota Salatiga dan Kabupaten Kendal.
Pribadi yang sekilas terlihat kalem, kadang dingin, namun murah senyum, serta kadang kocak, sebenarnya adalah sosok yang cukup berperan menyumbang kiprahnya untuk masyarakat. Pria Kelahiran Demak 28 Agustus 1975  ini memulai karir politik setelah mendapatkan amanah sebagai Sekretaris Umum Dewan Pengurus Daerah (DPD) Partai Keadilan Kota Semarang pada 1998 sampai 1999.
Berkat kepiawaiannya dalam bermasyarakat, Ahmadi pun terpilih menjadi anggota DPRD Kota Semarang sejak tahun 2004, hingga mencapai puncaknya menjadi wakil ketua DPRD Kota Semarang periode 2009-2014.  Sukses di tingkat kota, karir dewan Ahmadi semakin meningkat setelah dirinya terpilih menjadi anggota DPRD Jateng mewakili daerah pemilihan I. Dirinya pun didaulat oleh Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (F-PKS) Jateng menjadi Wakil Ketua DPRD Jateng hingga sekarang.
Sukses menjadi wakil rakyat, tentu menjadi salah satu hal yang membahagiakan. Namun bagi Ahmadi, yang terpenting adalah selalu amanah dalam melayani masyarakat. Itu adalah kunci penting seorang pemimpin. "Sikap njawani kita tetap menjadi ciri yang harus kita bawa, kita harus mulai untuk membangun komunikasi dengan masyarakat sesuai dengan budaya masing-masing," katanya, beberapa waktu lalu.
Gelar Open House Rutin dan Inisiator Hari Aspirasi
Sebagai bentuk konkrit komunikasi dengan masyarakat, Ahmadi menjadi salah satu inisiator dari hari aspirasi yang dicanangkan oleh F-PKS Jateng pada Februari 2016 lalu. Ahmadi yang turut merancang program hari aspirasi tersebut berharap partai lain dapat membuat hal serupa.
Hingga saat ini, berkat salah satu upaya dari Ahmadi, F-PKS terus menggelar diskusi hari aspirasi yang digelar tiap hari senin di Gedung Berlian, DPRD Jateng.
“Aspirasi memang kita lakukan setiap hari, tidak hanya pada satu hari yang ditentukan, hanya dengan adanya hari ini seluruh dewan diingatkan kembali bahwa aspirasi merupakan pertanggungjawaban publik,” ujarnya.
Dirumahnya, di Kecamatan Mijen, Ahmadi pun meluncurkan agenda open house rutin sebulan sekali untuk mengikat tali silaturahmi dengan kader, simpatisan dan juga warga masyarakat. Acara ini di kemas dengan sebutan Djagongan yang digelar di rumahnya, di Wonolopo RT/RW 1/VII Kelurahan Wonolopo Kecamatan Mijen Kota Semarang.
 Acara Djagongan ini selain diisi dengan acara diskusi dan serap aspirasi, juga dilengkapi dengan acara tausiyah. Dia mengungkapkan adalah sebuah kewajiban untuk terus menjalin komunikasi dan silaturahmi dengan warga masyarakat apalagi kader dan simpatisan. Untuk itu, meskipun dengan jamuan sederhana, acara ini rutin dilaksanakan.
“Acara ini didasari atas perintah Allah yaitu untuk terus menyambung tali silaturahmi, selain itu juga untuk menambah ilmu agama, jadi dalam acara njagongan ini juga dilengkapi dengan tausiah,”paparnya.
Jadi Inisiator Pendidikan Gratis
Selain menjadi inisiator hari aspirasi DPRD Jateng, banyak sekali kiprah yang ditorehkan Ahmadi untuk masyarakat. Salah satunya menjadi inisiator pendidikan gratis Kota Semarang. Pada pemilihan umum tahun 2004, Ahmadi terpilih menjadi anggota legislatif DPRD Kota Semarang untuk periode 2004-2009.
Pada periode pertama Ahmadi menjabat sebagai wakil rakyat itu, ia mendapatkan amanah di komisi D, yang membidangi wilayah kesejahteraan rakyat (kesra). Banyak hal yang ia dapatkan selama periode pertama kiprahnya sebagai anggota dewan ini.
Satu hal yang tidak bisa dilupakan oleh pria yang sekarang berdomisili di Mijen, Semarang ini adalah ketika berhasil membuat kebijakan atau menggolkan kebijakan terkait pendidikan gratis sekolah swasta. “Pada saat itu, ia menganggap seharusnya tidak ada perbedaan perlakukan antara SD negeri dengan swasta sebagaimana amanat dari UU yang mengaturnya,”kenangnya.
Selain itu, Ahmadi juga pernah melakukan advokasi bantuan sosial kepada beberapa elemen masyarakat di Kota Semarang yang terkait dengan kesejahteraan rakyat. Advokasi tersebut diantaranya adalah advokasi terkait bantuan sosial kepada para pengajar TPQ, madrasah diniyah, dan juga modin.
“Saat itu, tingkat kesejahteraan para pengajar TPQ dan Diniyah tersebut jauh di bawah Upah Minimum Kota (UMK) Semarang. Hal inilah yang kemudian menjadi alasan untuk memperjuangkan kesejahteraan para pendidik tersebut,”jelasnya.
Hal yang menarik lainnya yang pernah dialami oleh Ahmadi adalah ketika dirinya 6 kali dipanggil oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Tentu bukan sebagai tersangka, melainkan sebagai saksi kasus korupsi yang melibatkan pejabat di Wilayah Kota Semarang, termasuk yang terakhir adalah kasus Korupsi Walikota Semarang, Soemarmo.
Hal ini pun menjadi rekor tersendiri bagi Ahmadi, menjadi saksi terbanyak untuk kasus korupsi. Selain kasus yang menimpa Soemarmo, Ahmadi juga terlibat menjadi saksi di berbagai kasus yang menimpa beberapa aleg DPRD Kota Semarang dari fraksi lain.
Ikut Deklarasi Partai
Tahun 1998, saat Deklarasi Partai Keadilan, Ahmadi juga menjadi salah satu kader yang sepakat bahwa harus masuk merambah ke ranah partai. Ia pun menjadi salah satu peserta deklarasi di Gedung Berlian pada Agustus 1998.
“Setelah menyelesaikan studi di Politeknik, saya dihadapkan pada pilihan yang sungguh tidak mudah; memilih untuk mengembangkan karirnya di Jakarta dengan kerja, atau memilih tinggal di Semarang,”tandasnya.
Akhirnya dirinya pun memilih menetap di Semarang. Dia terpilih menjadi Sekretaris Umum DPD PKS Kota Semarang selama bertahun-tahun. Pada akhirnya, karena terlibat bertahun-tahun dalam berbagai aktivitas yang membutuhkan kerapian administrasi dalam, menjadikan Ahmadi pakar di dalamnya. Pada tahun 2000, dirinya kembali diberi amanah sebagai Wakil Sekretaris Umum DPW PKS Jawa Tengah. Menjelang periode tahun 2003 akhir, Ahmadi kembali menjadi sekretaris Umum DPD PKS Kota Semarang sampai tahun 2005.
Berbekal pengalamannya beberapa waktu menjadi Sekum DPD, ia pun akhirnya ‘naik pangkat’ menjadi sekretaris Umum DPW PKS Jateng sampai tahun 2006. Pada Tahun 2007, dia sempat mundur karena merasa belum siap untuk mengemban amanah berat sebagai seorang sekum. Akan tetapi, Ahmadi kembali mendapatkan amanah di DPW sebagai Koordinator Wilayah Jawa Tengah 1 yang meliputi Kota Semarang, Kabupaten Semarang, Kabupaten Kendal dan Kota Salatiga.
Tahun 2010, lewat Musyawarah Wilayah DPW, Ahmadi kembali dipilih oleh majelis syuro sebagai Sekretaris Umum untuk periode 5 tahun, 2010-2015. Dan kali ini Ahmadi tidak bisa menolak amanah tersebut. Ia resmi menjadi Sekretaris Umum DPW PKS Jawa tengah atau menjadi wakil dari Ketua DPW PKS Jawa Tengah saat ini, Abdul Fikri Faqih. Saat ini, dirinya menjadi Wakil Ketua DPW PKS Jateng untuk periode 2016-2021.

Dapat dikatakan Ahmadi memiliki rekor baru di dalam kepartaian, yakni menjabat sebagai Sekretaris Umum terlama sepanjang sejarah, terhitung sejak Partai Keadilan (PK) berdiri tahun 1998 sampai tahun 2015, atau sekitar 17 tahun.
( Ped )
sumber : jateng.pks.id

Posting Komentar

 
Top