AKHIR-akhir ini kita disuguhi kejadian dan peristiwa yang bisa menjadi potret disharmoni kehidupan manusia. Dari yang ringan sampai yang berat, dari ujaran kebencian, pembunuhan karakter bahkan menghilangkan nyawa manusia.
Di era digital sangat memungkinkan manusia melakukan banyak hal. Kita bisa berkomentar, mengumpat, menggunjing, menghina, dan juga bahkan memfitnah lewat media sosial dengan tidak harus diketahui jati diri yang sesungguhnya.
Seakan tata nilai kemanusiaan menjadi hilang, menjadi tak berperasaan, bengis, dan brutal walaupun itu hanya lewat kata kata atau tulisan kita. Dari jari jempol kita dengan mudah kita lakukan itu semua. Islam hadir dengan ajaran fitrah, ajaran suci yang mengatur kehidupan ini menjadi teratur, tertata, dan berkualitas sesuai dengan keinginan mendasar setiap manusia.
Setiap manusia ingin bahagia dan hidup damai. Aspek sosial menjadi perhatian utama dalam ajaran Islam, bahkan seolah menjadi taruhan atas kualitas iman seseorang. Di dalam AlqurÃan Surat Al Hujuraat ayat 12 Allah berfirman : Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa.
Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang juga di beberapa sabda Rasulullah.
”Bukanlah orang yang beriman yang dia sendiri kenyang sedangkan tetangga (yang di sebelah)-nya kelaparan”. ”Demi Allah, tidak beriman. Demi Allah, tidak beriman. Demi Allah, tidak beriman.” ”Siapakah, Rasulullah?” tanya sahabat. ”Orang yang tetangganya tidak merasa aman dari kejahatannya,” jawab beliau.
”Seorang muslim adalah seseorang yang orang muslim lainnya selamat dari gangguan lisan dan tangannya.” Dari ayat Alquran dan haditshadits tersebut betapa Islam sangat menjaga harmoni kehidupan manusia agar selalu berbuat baik serta menjaga diri agar orang lain merasa nyaman dan aman dari perbuatannya.
Jadi bisa dikatakan semakin tinggi kualitas keimanan seseorang semakin baik kehidupan sosialnya. Banyaknya ibadah mahdhah harus dibarengi kesalehan sosial agar Islam Rahmatan Lil Alamin benar benar bisa dirasakan demi terwujudnya kebahagiaan dan kedamaian. (ud-39)
Posting Komentar